Opini: Prabowo Presiden Wong Cilik!

Oleh: Agung Wahyudi

Luar biasa! Sungguh luar biasa Presiden baru kita Bapak Prabowo Subianto menyampaikan pidato awal kepemimpinannya usai dilantik di gedung MPR RI siang tadi. Penulis yakin siapa pun yang menyaksikan pidato tersebut akan ikut berdecak kagum kepada beliau.

Ini ekspresi kagum penulis menyaksikan Pelantikan Presiden yang berjalan dengan sangat baik. Untuk itu, tulisan ini saya persembahan sebagai “ucapan selamat” atas dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2024-2029.

Hari ini, 20 Oktober 2024 adalah momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia: peralihan kepemimpinan. Secara resmi Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2024-2029 menggantikan Jokowi usai dinyatakan menang dalam Pemilihan Presiden 2024 kemarin oleh Komisi Pemilihan Umum.

Dari pidato yang disampaikan Prabowo usai ia dilantik itu, penulis ingin mencoba membaca ruh kepemimpinan yang akan dijalankannya. Dan penulis ingin menyematkan bahwa Prabowo akan menjadi Presiden untuk rakyat wong cilik dan bukan Presiden untuk kelompok tertentu saja. Apalagi hanya sekadar melanjutkan dan melindungi agenda Pribadi Presiden sebelumnya.

Prabowo membuka pidato kepresidenannya itu dengan menegaskan mandat rakyat. Bahwa pemerintahan yang akan dijalankannya akan menjunjung tinggi kepentingan rakyat di atas kepentingan golongan bahkan pribadinya.

“Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintah republik Indonesia, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia dengan tulus dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Termasuk mereka-mereka yang tidak memilih kami,” tegas Prabowo.

Ia mengingatkan bahwa rakyat Indonesia adalah bangsa pejuang yang sejarahnya telah mencatat bahwa mereka adalah bangsa pemberani, bangsa pahlawan dan bangsa yang rela berkorban.

“Kita paham dan kita mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah. Kemerdekaan kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar,” ungkapnya.

“Dan kita harus ingat bahwa pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan rakyat kita yang paling miskin (wong cilik). Yang berjuang, yang memberi makan kepada pejuang-pejuang kemerdekaan kita,” lanjut Prabowo.

Berulang kali penulis mendengar Prabowo mengulang bahwa pekerjaan utama kabinet yang akan dipimpinnya adalah untuk kepentingan rakyat banyak khususnya rakyat wong cilik yang belum banyak merasakan buah dari kemerdekaan Indonesia selama ini.

Case-case masalah yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya pun adalah masalah-masalah yang banyak dirasakan rakyat wong cilik: kemiskinan, pendidikan anak, gizi anak hingga lapangan pekerjaan.

Masalah-masalah yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan yang akan dijalankan Prabowo seperti bocornya kekayaan negara, penyelewengan anggaran, hingga korupsi-kolusi-nepotisme (KKN) menjadi fokus perhatiannya untuk mewujudkan apa yang dirinya sebut kepentingan rakyat wong cilik.

Oleh karena itu, visi kepemimpinan yang dicanangkannya juga nampaknya untuk memuluskan rencananya untuk kepentingan rakyat Indonesia khususnya wong cilik. Swasembada pangan, swasembada energi, hingga hilirisasi adalah sederet agenda strategis yang akan dijalankan Prabowo guna mengamankan kepentingan seluruh rakyat Indonesia di tengah fakta geopolitik (perang) yang dapat terjadi kapan saja dalam skala luas.

Untuk melancarkan keinginannya tersebut, Prabowo sangat memahami bahwa tantangan terbesarnya (salah satunya) adalah keteladanan pemimpin di setiap tingkatannya. Secara khusus masalah korupsi-kolusi-nepotisme (KKN), Prabowo menegaskan bahwa yang perlu memulainya adalah para pemimpin sebagai orang yang sepatutnya ditiru dan dicontoh oleh rakyat Indonesia.

Kata beliau, “Ikan itu kalau busuk dimulai dari kepalanya”. Saya melihat ini adalah keseriusan Prabowo dalam mengintroduksi masalah-masalah pelik yang dihadapi bangsa Indonesia. Bahwa tangga awal dalam memecahkan masalah-masalah besar dalam bangsa ini adalah niat baik dan tekad menjadi teladan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Bahkan soal demokrasi _mungkin banyak tidak sepakat_ Prabowo menginginkan agar demokrasi yang dijalankan di Indonesia adalah demokrasi yang santun. Demokrasi yang bersatu, yang tidak caci maki. Demokrasi yang arif dan bijaksana.

Penulis menangkap bahwa hal tersebut diinginkan Prabowo sebagai sebuah syarat terciptanya kemaslahatan untuk rakyat luas. Prabowo (mungkin) melihat bahwa demokrasi di barat tidak menjadikan rakyatnya sejahtera, tentram, aman dan damai.

Kalau kita mau lebih tenang melihat narasi Prabowo selama ini, ia tidak jauh-jauh dari tema-tema untuk kepentingan wong cilik: kesejahteraan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

Tulisan ini saya anggap sebagai sambutan atas optimisme kepemimpinan baru yang akan dijalankan Prabowo Subianto. Semoga saja yang beliau harapkan mendapat sambutan yang baik dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Karena untuk tujuan-tujuan yang besar seperti yang beliau sampaikan akan ada kelompok-kelompok yang mungkin terganggu.

Terakhir, kita doakan semoga Presiden baru kita Bapak Prabowo Subianto bersama Wakilnya Gibran Rakabuming Raka beserta seluruh jajaran kabinetnya diberikan kekuatan oleh Allah swt untuk menjalankan mandat rakyat guna melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umumnya. Jangan lupa tetap kawal sama-sama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *