Pemimpin Seperti Apa yang Cocok Dengan Masyarakat Pluralisme dan Multikultural
H.O.S. Tjokroaminoto mengatakan “Jika Ingin Menjadi Pemimpin yang Besar, Menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”. Kalimat yang cukup sederhana dari sosok nasionalis dan salah satu tokoh nasional dan tokoh Sarekat Islam pada masa nya.
Jelas bahwa yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah punya jiwa menulis yang kuat artinya dan makna besar dari kalimat ini dengan banyak problem yang dimiliki masyarakat menjadi tulisan yang dipikirkan dan diselesaikan dengan solusi.
Kemudian ‘bicaralah seperti orator” artinya pemimpin harus jadi narator dalam semua aspek untuk menyampaikan dan memperjuangkan hak rakyat atau masyarakatnya sehingga tidak mudah dikuasai oleh bangsa lain atau diperbudak bangsa lain.
Sumber Daya Manusia (SDM) Baik Maka Semua Akan Baik
Mengelola sumber daya Alam dalam sebuah bangsa atau wilayah dan Daerah, maka jelas sekuat apa negara kemudian mencerdaskan anak bangsa yang bisa berpikir ide, gagasan dan untuk mengelola SDA yang ada. Sebagaimana amanat yang dikuatkan dalam UUD 1945 “Mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Yang pertama harus dibangun adalah SDM nya dengan cara itu kehidupan rakyat akan menjadi lebih sejahtera, aman, adil dan makmur seperti yang diharapkan negara dengan cita-cita besarnya menjadikan bangsa yang merdeka dan berkeadilan dengan kultur Indonesia dengan masyarakat multikultural.
Menurut ahli lainnya, yaitu Hasibuan (2003), beliau berpendapat sumber daya manusia memiliki arti keahlian terpadu yang berasal dari daya pikir serta daya fisik yang dimiliki oleh setiap orang. Artinya SDM merupakan motor segala aspek dalam menjadikan suatu bangsa dan negara yang rakyatnya produktif maju secara signifikan dan merata sampai ke pelosok negeri. Dengan kekuatan SDM secara pikiran dan fisik tercukupi maka semua problem akan terselesaikan dengan baik.
Yang Harus Ada Pada Pemimpin yaitu; Idealisme, Manhaj dan Tujuan Kepemimpinannya.
Tak ada rakyat atau manusia secara umum yang ingin dipimpin oleh pemimpin yang kepemimpinannya mengabaikan kepentingan mereka, khususnya hal yang sangat fundamental dalam kehidupan sehari-hari, seperti; Makan, minum, hidup aman, tentram, adil, makmur dan singkatnya memenuhi kebutuhan setiap hari dengan model kepemimpinan yang mengeluarkan kebijakan yang menjawab apa yang urgent rakyat yang dipimpin.
Sehingga pemimpin itu ditanyakan visi dan misinya atau tujuan menjadi pemimpin, benar tidak untuk tujuan kebutuhan rakyatnya yang dijanjikan bukan sekedar janji akan tetapi terimplementasi dan terealisasi secara menyeluruh kepada rakyatnya. Itulah latar belakang yang harus ada pada pemimpin Idealisme, Manhaj dan Tujuan Kepemimpinan.
Idealisme; yaitu bagaimana pemimpin dimotori ide dan gagasan untuk menyelesaikan problem rakyatnya, sehingga penting Idealisme yang harus dijalankan dalam kepemimpinan sosok pemimpin yang tidak boleh tergadai dengan kepentingan-kepentingan kelompok atau individu orang tertentu.
Manhaj; ialah hal yang jelas dan tegas dalam menjalankan nilai dari apa yang kemudian menjadi ide dan gagasan dalam kepemimpinan sehingga pemimpin bisa menjadi pemimpin panutan,contoh, tauladan yang baik dan bisa menjadi yang disayangi dan dirindukan oleh rakyatnya.
Tujuan kepemimpinan ; adalah hal yang menjadi nawaitu untuk menjadi pemimpin yang berangkat dari keresahan yang mendalam yang disaksikan pada rakyat sehingga setelah terpilih menjadi pemimpin tidak akan lari dari ide, gagasan, dan kuat dengan manhaj dalam kepemimpinannya bahwa semua murni untuk rakyatnya.
Muh Imran, Aktivis Mahasiswa dan Pemerhati Kebijakan Publik.