Opini: Salah Kaprah Soal Hijrah!

Oleh: Agung Wahyudi

Sebelumnya saya sampaikan, tulisan ini sudah terbit di blog pribadi saya kurang lebih 2 tahun lalu dengan judul: Pemuda Hijrah Tonggak Perubahan.

Kali ini saya angkat kembali di sini dengan judul: Salah Kaprah Soal Hijrah. Semoga momentum tahun baru hijriah ini memahamkan kita sisi lain dari hijrah.

Bahwa hijrah itu bukan saja soal cover tapi soal substansi dan terlebih lagi adalah dampak yang ditimbulkan. Selamat membaca!

Secara harfiah hijrah adalah berpindah dari satu ke tempat ke tempat yang lain. Namun, secara maknawi tentu berarti juga berpindah dari satu kondisi (buruk) ke kondisi yang lain (baik). Atau juga bermakna perubahan sikap ke arah yang lebih baik.

Fenomena hijrah telah merebak di negeri ini beberapa tahun belakangan. Sebagian komunitas bahkan menamakan dirinya dengan label ‘hijrah’. Segmentasi yang dituju ‘dakwah hijrah’ ini biasanya adalah anak-anak muda.

Tentunya bukan tanpa alasan memilih anak muda sebagai sasaran dakwah. Anak muda dikenal dengan fase bertumbuh. Fase pencarian jati diri. Mereka senang berekspresi dan mengeksplor hal baru. Dan karena itulah anak muda kerap kali terjatuh dalam kubangan maksiat.

Pergaulan bebas, narkoba, miras, dan lain-lainnya adalah sederet ‘dosa’ anak muda yang jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi mereka dan bagi kita semua secara komunal.

Rusaknya anak muda adalah kehancuran bangsa di masa mendatang. Sebab pemuda adalah pewaris masa depan tampuk kepemimpinan negeri.

Oleh karena itu, pemuda hijrah tidak boleh mencukupkan diri dengan sekadar hijrah pada tampilan fisik. Dari yang semula pakai celana levis menjadi bercelana kain plus tidak isbal. Dari tidak berjilbab menjadi berjilbab. Dari sorry menjadi afwan.

Sudah saatnya pemuda hijrah menyiapkan diri mengisi pos-pos kebaikan untuk bangsa di masa yang akan datang. Jangan sampai pemuda hijrah ‘meninggalkan dunia’ karena ‘mengejar akhirat’.

Seharusnya pemuda hijrah menjadikan ‘dunianya’ ladang amal sholeh meraih surga Allah swt. Karena pemuda hijrah adalah tonggak perubahan.

Yang sebelum hijrah memimpin komunitas kecil setelah hijrah harusnya memimpin komunitas yang lebih besar.

Yang sebelum hijrah hobi main musik setelah hijrah harusnya makin jago main musik. Lewat musik pemuda hijrah menginspirasi.

Yang sebelum hijrah suka nongkrong setelah hijrah makin rajin nongkrong. Tapi, nongkrong produktif.

Yang sebelum hijrah suka bisnis/ dagang setelah hijrah makin handal. Jangan karena ‘kejar akhirat’ bisnis berantakan.

Jadi, lewat dunia sebelum hijrah itulah seharusnya pemuda berkontribusi untuk bangsanya dan menjemput surga-Nya. Selamat memperingati tahun baru Islam 1446 H. Ayo lebih baik. Ayo lebih berdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *