Yang Allah Mau Dari Kita!

Model pembentukan manusia muslim yang kita ulas sebelumnya adalah mempertemukan antara kehendak (kemauan) Allah swt dengan keunikan diri kita masing-masing sebagai manusia.

Sekarang bagaimana caranya kita mengetahui apa yang dikehendaki Allah pada diri kita sebagai seorang manusia? Jawabannya: dalam Alquran dan Sunnah.

Kehendak Allah swt secara sederhana termuat dalam Alquran surah Al-Ashr:

وَٱلۡعَصۡرِ • إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ • إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ •

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (Qs. Al-Ashr: 1-3)

Dalam surah Al-Ashr ini Allah swt menjelaskan bahwa semua manusia selain 3 golongan akan merugi. Yaitu manusia yang beriman, manusia yang senantiasa beramal shalih dan senantiasa berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran.

Surah Al-Ashr ini dimulai dengan menyebut “waktu” yang menunjukkan keutamaan waktu bagi kehidupan manusia. Waktu di sini bermakna kehidupan manusia secara keseluruhan. Waktu adalah batas masa beramal manusia yang terbentang antara kelahiran dan kematian.

Untuk itu hidup manusia seluruhnya perlu dipahami kerangka (sebagai) ujian. Durasi ujiannya bernama umur. Dan indikator kelulusan ujiannya Allah sebutkan ada 4: iman, amal, dakwah dan sabar.

Iman adalah pengetahuan plus keyakinan kita. Sedangkan amal shalih adalah bukti dari pengetahuan dan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau keyakinan kita selamanya akan cacat tanpa amal shalih. 

Menurut Ibnu Qayyim, jika seorang telah beramal shalih sebagai bukti pengetahuan dan keyakinannya maka ia telah mencapai kesempurnaan secara pribadi.

Akan tetapi, Allah swt tidak menginginkan seorang muslim berhenti pada kesempurnaan pribadinya. Ia harus berperan di tengah lingkungan masyarakatnya sebagaimana misi awal Allah untuk manusia: mengelola bumi. Untuk poin ini, kita urai kemudian. []

Agung Wahyudi, Direktur Lentera Institut dan Penulis tema-tema pengembangan diri muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *