Oleh: Uly Eka Saputri
Akulah sang pendosa itu
Detak waktu terus bergulir mengikuti ketetapan-Nya
Tapi aku masih saja pongah
Jadi kolektor sombong, begitulah aku sekarang
Sepintar mungkin ber-kamuflase
Menutupi aib yang seperti tambal sulam
Berantakan, terporak-porandakan
Kasus demi kasus akulah si biang kerok
Jadi korban atau pelaku sama sajakan
Bagai berada dalam lingkaran hitam setan
Sialan juga aku ini
Lagi dan lagi mengkambing-hitamkan setan
Dasar aku manusia tak beradab
Setiap hari mau terbang bebas sana sini di seluruh penjuru dunia
Jangan tanyakan tentang pencitraan
Karena aku cerdik mempermainkan sebuah cerita
di depan manusia lain, personal branding ku jangan diragukan
Akulah pemenang sejatinya
Inilah dari aku
Sedikit tumpahan sampah otak pikiran
Terserah mau simpulkan apa saja
Pada akhirnya aku jadi sampah,
Sampah masyarakat berbau busuk, entahlah lewat apa mendefinisikan
Terserahlah
Cerita akhir, aku dikebumikan
Membawa dosa-dosa yang berlumpur
Hanya secercah harap pintaku
Tolong ampuni kesalahanku walau hanya sekecil biji atom
Tuhan
Aku tahu tak ada harapan
Tapi aku ingin ampunan-Mu
Seperti setitik embun,
Aku ikhlaskan kembali keperaduan.
Bungaya, 01.30 wita
Kamis, 6 Februari 2025