Oleh: Agung Wahyudi
Di akhir tulisan sebelumnya saya menyampaikan soal cita-cita masa depan. Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya.
Kadang kala yang membuat kita sulit ikut berkontribusi di komunitas kita (entah organisasi atau di masyarakat) karena peran yang ingin kita lakukan tidak terpetakan dengan baik. Dan kalau kita bertanya apa sebabnya hal tersebut tidak terpetakan dengan baik jawabannya adalah karena kita tidak mengenali dengan baik potensi diri kita.
Ada baiknya dalam soal memilih peran yang akan kita kontribusikan untuk komunitas kita terlebih dahulu kita mengetahui dengan baik potensi yang ada dalam diri kita. Apakah kemampuan itu ada pada diri kita atau tidak.
Langkah praktis yang bisa saya berikan ada tiga, sebagai berikut:
Pertama, soal peran atau bahkan keinginan-keinginan yang kita inginkan untuk diri kita. Untuk poin ini silahkan anda tuliskan sebanyak-banyaknya yang anda inginkan.
Untuk semua peran dan keinginan yang anda inginkan tanyakan 2 hal: kenapa anda menginginkannya dan kenapa hal tersebut harus direalisasikan.
Kedua, ini kelanjutan dari yang di atas. Pada setiap peran atau keinginan tanyakan pada diri anda seberapa sanggup anda melakukan peran tersebut? Selanjutnya, anda perlu memetakan apa saja faktor pendukung yang ada dalam diri anda berupa kemampuan yaitu bakat dan intelegensi.
Untuk poin ini akan saya uraikan khusus di tulisan selanjutnya tapi, substansinya adalah pemetaan ini untuk mengukur apakah keinginan-keinginan kita itu bersifat realistis dan bukan sekadar angan kosong belaka.
Langkah ketiga, buatlah analisa SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan) yang dapat membantu anda memperoleh gambaran keseimbangan antara keinginan dan kemampuan yang anda miliki.
Analisis ini akan menjelaskan kepada kita peran apa yang tepat untuk kita lakukan. Sebab, kata Nabi Saw: seseorang itu akan dimudahkan baginya (melakukan sesuatu) untuk apa ia diciptakan.
