LENTERA.PRESS, Jakarta – Diskusi Dua Sisi TVone, dengan tema “Meme Prabowo-Jokowi, Kebebasan Atau Kebablasan ?,” melalui live TV, Kamis, 15/05/2025.
“Sebenarnya negara kita belum siap dalam perkembangan zaman digitalisasi mengambil referensi pada tahun 2016 bagaimana Presiden Putin dan donald trump dibuatkan seniman berbentuk moral itu dilukis di sebuah tembok bagaimana donald trump dan putin berciuman juga,” ucapnya.
Ia menyatakan bagaimana kita melihat pada saat itu tidak langsung mentersangkakan senima nya akan tetap membuka diskusi-diskusi ruang saat itu sebagai ruang dari demokrasi.
“Itu harus menjadi referensi kita sebenarnya, sehingga kita membahasankan bahwa negara kita ini belum siap dengan perkembangan zaman digitalisasi,” tegas herianto koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia.
Keadaan bangsa ini pasca reformasi semakin membatasi kebebasan berpendapat di ruang publik.
“Di tengah arus demokrasi yang hampir memasuki tiga dekade pasca reformasi 1998 kebebasan berekspresi, berpendapat adalah fundamental, pondasi utama dalam berdemokrasi,” lanjutnya.
“Namun yang menjadi ironisnya sering di benturkan kebebasan berpendapat ini dengan batasan-batasan norma baik itu hukum, moralitas yang sering ditafsirkan hanya sepihak oleh penguasa,”
Dengan melihat meme jokowi dan prabowo saat ini mungkin merupakan teguran setelah beberapa kali berseberangan dalam pesta politik dan hari ini harmonis.
“Kalau kita melihat ini dianggap sebuah kritikan barangkali ini teguran dimana kita melihat latar belakangnya, jokowi dan presiden ini di beberapa pilpres berbenturan, dan Akhir-akhir ini harmonis,”
Ia menegaskan bahwa ini teguran setelah viral ciuman yang dianggap pelecehan yang ditafsirkan terbatas yang seharusnya ini dimaknai teguran.
“Kejadian meme ini bukan hanya kejadian yang baru kali ini di dunia ini bahkan fenomena ini bukan monopoli untuk Indonesia,”
